Selamat Datang di Blog GKJ Kismorejo Karanganyar, Semoga dapat menjadi berkat bagi kita. Visi : “Mitra Allah Yang Tangguh Mewujudkan Damai Sejahtera”. Tuhan Memberkati.

Selasa, 09 Juni 2015

Renungan MInggu, 7 JUni 2015

Siapakah Ibumu dan Saudaramu?
(Kej 3:8-15; Mzm 130:1-8; 2Kor 4:13-5:1; Mrk 3:20-35)

Komunikasi orang beriman diibaratkan sebagai keluarga. Siapapun, dimanapun, dan
bagaimana kondisinya mereka adalah satu keluarga, dengan syarat menjalankan  kehendak Allah (Mrk 3:35). Mereka ibarat ayah, ibu dan anak, yang hidup menurut kehendak Allah. Saling peduli dan menolong satu dengan yang lain, juga hidup dalam kerukunan, sukacita dan damai sejahtera. Yang pasti mereka memiliki iman yang teguh dan perilaku berdasarkan kebenaan dan keadilan Allah sendiri, tidak mengikuti nafsu pribadi. Maka ungkapan yang terlontar adalah: ”Engkau adalah saudaraku di dalam Kristus”.
Pengakuan ”Saudara” menunjuk pada dua hal, pertama mau menganggap orang lain bukan ”orang asing” atau ”orang luar”, tetapi menjadi ”keluarganya” maupun ”orang dalam”. Artinya, orang lain adalah bagian dari dirinya atau kelompoknya yang perlu diajak komunikasi dan diakui keberadaannya. Siapapun yang menjalankan firman Tuhan adalah saudaranya, yang masuk dalam hati dan dipedulikan, meski memiliki cara ibadah yang berbeda dengan dirinya. Berbeda tidak untuk dipisahkan dalam komunikasi, tetapi dirangkul dan diajak komunikasi.

Kedua, mau menerima dan diterima, mau menghormati dan dihormati. Artinya, sebagai saudara mau menerima dan menghormati keberadaan orang lain dalam duka dan suka, sukses dan gagal. Demikian pula sebaliknya, dirinya mau masuk, diterima dan dihormati oleh orang lain, dengan mau membuka diri, membuka hati dan komunikasi. Bukan seperti pepatah: Bagai katak di bawah tempurung, tetapi bagai lilin di atas gantang. Lilin menyala yang menyinari sekitarnya, serta siap meleleh, sedikit demi sedikit berkurang demi saudaranya.
Orang-orang yang menjalankan kehendak Allah memperoleh janji anugerah Allah. Dalam 2Kort 4, Rasul Pulus menyampaikan hal ini, yaitu: ”Allah membangkitkan kami” (ay.14), ”kasih karunia” (ay.15), ”manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari” (ay.16). Berarti orang yang menjalankan kehendak Allah memperoleh kepedulian Allah. Allah tidak mau orang yang setia kepada-Nya terlantar iman dan masa depannya. Kasih Allah memberi karunia dari waktu ke waktu, membarui setiap hari, dengan tujuan: agar hidup umat senantiasa baru, semangat, kudus dan setia. Anugerah terindah dan terbesar dari Allah adalah ”kediaman kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia (2Kor 5:1).
Menjalankan kehendak Allah adalah pilihan. Manusia bisa memilih untuk melakukan, atau sebaliknya tidak memilih, sehingga tidak melakukan. Orang beriman tidak akan bingung, karena mereka akan memilih untuk melakukan kehendak Allah, sepanjang hari, sepanjang minggu, sepanjang tahun dan sepanjang hidupnya. Pilihan dengan sadar dan sukacita, berbuah sukacita dan damai sejahtera selamanya.
Pertanyaan renungan
(1)     Apa yang dimaksud dengan ”Kehendak Allah” dalam Markus 3:35?
(2)     Apakah halangan terbesar bagi orang beriman sulit menjalankan kehendak Allah?
(3)     Apa yang akan Saudara lakukan untuk menjalankan kehendak Allah dalam satu minggu ini?
=== Tuhan Yesus Memberkati ===

Tidak ada komentar:

Posting Komentar