Siapakah Ibumu dan Saudaramu?
(Kej 3:8-15; Mzm 130:1-8; 2Kor 4:13-5:1; Mrk
3:20-35)
Komunikasi orang beriman diibaratkan sebagai keluarga. Siapapun, dimanapun, dan
Pengakuan ”Saudara” menunjuk pada dua hal, pertama mau menganggap orang
lain bukan ”orang asing” atau ”orang luar”, tetapi menjadi ”keluarganya” maupun
”orang dalam”. Artinya, orang lain adalah bagian dari dirinya atau kelompoknya
yang perlu diajak komunikasi dan diakui keberadaannya. Siapapun yang
menjalankan firman Tuhan adalah saudaranya, yang masuk dalam hati dan dipedulikan,
meski memiliki cara ibadah yang berbeda dengan dirinya. Berbeda tidak untuk
dipisahkan dalam komunikasi, tetapi dirangkul dan diajak komunikasi.
Kedua, mau menerima dan
diterima, mau menghormati dan dihormati. Artinya, sebagai saudara mau menerima
dan menghormati keberadaan orang lain dalam duka dan suka, sukses dan gagal.
Demikian pula sebaliknya, dirinya mau masuk, diterima dan dihormati oleh orang
lain, dengan mau membuka diri, membuka hati dan komunikasi. Bukan seperti pepatah: Bagai katak di bawah tempurung, tetapi
bagai lilin di atas gantang. Lilin menyala yang menyinari sekitarnya, serta
siap meleleh, sedikit demi sedikit berkurang demi saudaranya.
Orang-orang yang menjalankan
kehendak Allah memperoleh janji anugerah Allah. Dalam 2Kort 4, Rasul Pulus
menyampaikan hal ini, yaitu: ”Allah membangkitkan kami” (ay.14), ”kasih
karunia” (ay.15), ”manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari”
(ay.16). Berarti orang yang menjalankan kehendak Allah memperoleh kepedulian
Allah. Allah tidak mau orang yang setia kepada-Nya terlantar iman dan masa
depannya. Kasih Allah memberi karunia dari waktu ke waktu, membarui setiap
hari, dengan tujuan: agar hidup umat senantiasa baru, semangat, kudus dan
setia. Anugerah terindah dan terbesar dari Allah adalah ”kediaman kekal, yang
tidak dibuat oleh tangan manusia (2Kor 5:1).
Menjalankan kehendak Allah
adalah pilihan. Manusia bisa memilih untuk melakukan, atau sebaliknya tidak
memilih, sehingga tidak melakukan. Orang beriman tidak akan bingung, karena
mereka akan memilih untuk melakukan kehendak Allah, sepanjang hari, sepanjang
minggu, sepanjang tahun dan sepanjang hidupnya. Pilihan dengan sadar dan
sukacita, berbuah sukacita dan damai sejahtera selamanya.
Pertanyaan renungan
(1) Apa
yang dimaksud dengan ”Kehendak Allah” dalam Markus 3:35?
(2) Apakah
halangan terbesar bagi orang beriman sulit menjalankan kehendak Allah?
(3) Apa
yang akan Saudara lakukan untuk menjalankan kehendak Allah dalam satu minggu
ini?
=== Tuhan Yesus Memberkati ===
Tidak ada komentar:
Posting Komentar