Selamat Datang di Blog GKJ Kismorejo Karanganyar, Semoga dapat menjadi berkat bagi kita. Visi : “Mitra Allah Yang Tangguh Mewujudkan Damai Sejahtera”. Tuhan Memberkati.

Minggu, 01 Maret 2015

Sejarah GKJ Kismorejo

Pertumbuhan Gereja Kristen Jawa Karanganyar berawal dari pertumbuhan Gereja Kristen Jawa Karanganyar di Kismorejo. Sedang Gereja Kristen Karanganyar di Kismorejo pertumbuhannya berawal  dari pertumbuhan dan perkembangan Gereja Kristen Jawa Margoyudan Surakarta.
Pertumbuhan Gereja Kristen Jawa di sebelah timur Bengawan Sala telah berlangsung sejak tahun 1916. Perkembangan ini disebabkan adanya pemecahan Gereja Kristen Jawa di Surakarta, menjadi GKJ Klasis Surakarta Timur dan GKJ Klasis Surakarta Barat. Selanjutna pemecahan itu dilaksanakan sebagai berikut :

1.      Jemaat Margoyudan dengan wilayah bagian utara Kotamadya Surakarta, Kabupaten Sragen  dan Kabupaten Karanganyar.
2.      Jemaat Danukusuman ( Sekarang Joyodiningratan ) dengan wilayahnya bagian selatan Kotamadya Surakarta, daerah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Wonogiri.
3.      Jemaat  Tumenggungan ( Sekarang Manahan ) dengan wilayahnya sebelah barat Kotamadya Surakarta, Colomadu (daerah Karanganyar), Kartasura (daerah Sukoharjo) sampai sebagian daerah Kabupaten Boyolali.
Dengan hasil perkembangan yang baik, maka sejak 1916 didirikan Pepanthan di Karanganyar yang berpusat di Kismorejo,yang merupakan pepanthan dari GKJ Margoyudan. Dalam perkembangan seterusnya, Pepanthan Kismorejo juga mengembangkan diri dengan membuka pepanthan baru yaitu Pepanthan Karanganyar. Pepanthan Karanganyar pertumbuhannya lebih cepat sehingga pada tahun 1937 Pepanthan Karanganyar didewasakan oleh GKJ Margoyudan dengan memiliki 6 Pepantan yaitu Karanganyar, Bangsri, Karangpandan, Matesih, Mojosongo dan Tawangmangu. Sampai tahun 1968 GKJ Karanganyar belum mempunyai Pendeta sehingga masih dilayani Pendet Konsulen. Kecuali Pepanthan-pepanthan tersebut di atas, di Kabupaten Karanganyar masih terdapat Pepanthan Selokaton yang menginduk GKJ Margoyudan, Pepanthan Malangjiwan yang menginduk GKJ Manahan dan Pepanthan Seloromo, Menjing, Jambangan yang menginduk GKJ Sragen.
Pada Tahun 1969 GKJ Karanganyar memanggil Pendeta Ds. Siswondo Hardipramana yang ditabiskan pada 16 Januari 1969. Pada waktu itu GKJ Karanganyar mempunyai Pepanthan Karanganyar, Bangsri, Matesih, Tawangmangu, Ngargoyoso, Gondosuli, Karanglo, Sedayu. Sedangkan Pepanthan Kismorejo, Macanan, Kebakkramat dan Tasikmadu dalam pembinaan GKJ Karanganyar.
Pada 28 Agustus 1968 Pepanthan Tawangmangu,Ngargoyoso, Gondosuli, Karanglo, Karangpandan, Bangsri dan Matesih menggabungkan diri menjadi dewasa dengan nama GKJ Tawangmangu. Kemudian pada 25 Maret 1975 memanggil Pendeta yaitu Ds.Suripto Christoforus.
Dalam usaha pendewasaan GKJ Kismorejo, Maka GKJ Karanganyar telah mempersiapkan sejak tahun 1974. Dimana Pepanthan Kismorejo, Tasikmadu, Macanan dan Kebakkramat diprogramkan untuk dijadikan satu Gereja Dewasa dengan GKJ Kismorejo sebagai Induknya. Untuk persiapan pendewasaan dibentuk Majelis Wilayah sebagai persiapan Majelis GKJ KIsmorejo yang dewasa.  Majelis Wilayah tersebut beranggotakan : Sumanto.Ms, Suwarso Purwoatmojo, Suwardi Widyoutomo, Suwardi Padmowiyoto, Yohanes Lasmono Adji Sujarwo, A.Surahman, Sutardi, Soemaryo, Suwarno, Daryanto, dan Sukarno. Pada tanggal 6 November 1977 GKJ Kismorejo, Tasikmadu, Kebakkramat dan Macanan mengadakan serahterima dengan GKJ Karanganyar sebagai pertanda bahwa Pepanthan-pepanthan tersebut telah dilepaskan dari GKJ Karanganyar dan menjadi Gereja Dewasa dengan nama GKJ Kismorejo. Surat serahterima dibuat dengan nomor 083/GKJ/Kra/P/XI-1977  tanggal 6 November 1977 diserahkan di GKJ Kismorejo dengan ditandatangani oleh Wakil dari GKJ Karanganyar adalah Sukarman Hs dan wakil dari GKJ Kismorejo adalah Sumanto MS. Dengan lahirnya GKJ Kismorejo menjadi Gereja Dewasa berarti di Kabupaten Karanganyar terdapat tiga Gereja Kristen Jawa yang dewasa yaitu GKJ Karanganyar, GKJ Tawangmangu dan GKJ Kismorejo.
Sebagai tempat ibadah, untuk Gereja Induk, atas kerelaan hati Ibu Warsiyem Mangunsuwito mempersembahkan tanah pekarangannya di dukuh Kismorejo, nomor C 540 seluas 400 M2 pada tanggal 18 Agustus 1973 sebagai realisasi keinginan Bp Mangunsuwito almarhum ang telah mempersembahkan tanah tersebut untuk dimanfaatkan sebagai tempat berdirinya gedung GKJ Induk Kismorejo. Pepanthan Tasikmadu memilki tanah seluas 400 M2 diperoleh dari Desa, demikian pula Pepanthan Macanan mempunyai tanah seluas 200 M2 yang diperoleh dari Desa dan Pepanthan Kebakkramat memiliki tanah seluas 200 M2 diperoleh dari persembahan warga yaitu Bp. Sumardjo pada tanggal 26 April 1980. Perkembangan selanjutnya pada tanggal 12 Februari 1978 dibuka tempat ibadah baru di dukuh Jetak Desa Papahan Kecamatan Tasikmadu di rumah Ibu Hadisutjipto.
Sejalan dengan perkembangan jemaat yang membutuhkan penggembalaan  Pendeta yang lebih baik maka tidak mungkin terus menrus mengandalkan pada Pendeta Konsulen. Maka pada tahun 1986 GKJ Kismorejo memprogramkan untuk memanggil Pendeta dengan ditindaklanjuti dengan pembentukan Panitia Timbalan Pendeta pada tanggal 14 Desember 1986 yang diketuai oleh Bp.Sumpono Driatmodjo. Atas usaha panitia tersebut akhirnya berhasil menetapkan dua orang calon Pendeta yaitu Ds.Warjilan yang kemudian mengundurkandiri dan Hery Nugroho hanya sampai sebatas orientasi. Dalam tahun itu pula diperoleh lagi dua calon Pendeta yaitu Sdr.Tanto Kristanto dan Sdr.Emmanuel Sigit Sadmoko, akan tetapi kedua calon Pendeta tersebut akhirnya mengundurkan diri sehingga sampai tahun 1988 Panitia belum berhasil mendapatkan calon Pendeta. Sejak  Oktober 1989 Panitia menghubungi Sdr.Kristriyanto,S.Th seorang  tamatan STT Duta Wacana Yogyakarta untuk bersedia dicalonkan menjadi Pendeta di GKJ Kismorejo. Selain itu dari warga GKJ Kismorejo juga ada seorang tamatan IAKS yang juga bersedia dicalonkan yaitu Sdr.Wagimin warga Pepantan Macanan. Dengan demikian ada dua calon Pendeta,dimana setelah diadakan pemilihan calon Pendeta pada tanggal 23 Desember 1989 diperoleh hasil Sdr.Kristriyanto,S.Th mendapatkan suara terbanyak dan terpilih menjadi Calon Pendeta Kismorejo.
Untuk penggenapan persyaratan sebagai seorang Pendeta maka pada tanggal 23 Juli 1990 di Kismorejo diadakan Sidang Istimewa Ujian Pendeta untuk diri Sdr.Kristriyanto,S.Th dimana hasilnya Sdr.Kristriyanto,S.Th dinyatakan Lulus. Pada tanggal 6 November 1990 dilaksanakan upacara Pentabisan Pendeta di GKJ Pepantan Tasikmadu.
Sejak pemanggilan Pdt. Kristriyanto S.Th. menjadi Pendeta GKJ Kismorejo, Pastori atau rumah dinas Pendeta berada di Perum UNS Jati, Jaten Karanganyar. Pastori dengan status kontrak. Hal ini dilakukan karena Pastori GKJ Kismorejo yang berada di kompleks gereja Induk tidak layak huni. Maka untuk menanggulangi hal tersebut Majelis Gereja memutuskan untuk mengambil kontrak rumah sebagai Pastori di Jalan Agrika No. 115, Perum UNS, Jati, Jaten Karanganyar.
Dalam perjalanan waktu, GKJ Kismorejo menerima persembahan sebidang tanah dari keluarga Bp. Djoemadi R. Tanah berada di Dusun Kebakan, Desa Sapen, Kecamatan Mojolaban Sukoharjo seluas 197 m2. Untuk mempermudah pengurusannya, tanah tersebut diatasnamakan Bp. Imanuel Suwarman yang saat itu menjadi Ketua Majelis GKJ Kismorejo. Dengan pemahaman bersama bahwa tanah tersebut adalah milik GKJ Kismorejo.
Pada tahun 2000 tanah Pastori mulai dibangun. Dengan dukungan segenap Warga Gereja, bangunan Pastori dapat diselesaikan pada tahun 2002. Meski belum selesai 100%, pada tahun 2002 tersebut Pastori sudah ditempat Pdt. Kristriyanto beserta keluarga. Penempatan Pastori GKJ Kismorejo di Kebakkan RT 3 RW 10, diawali dengan slup-slupan, menghadirkan segenap warga Gereja maupun tetangga.
Munculnya perumahan di Perum Josroyo dan KCVRI (Korps Cacat Veteran Republik Indonesia) yang berjarak 2 km dari gedung gereja Induk GKJ Kismorejo memiliki fenomena tersedii. Keberadaan perumahan tersebut menjadi pertimbangan untuk didirikannya tempat ibadah tersendiri di wilayah Josroyo.
Juga ditambah dengan kondisi gereja Induk GKJ Kismorejo sedang dibangun sejak tahun 1994, serta permohonan Bp. Soemanto MS agar rumahnya di Bulu digunakan sebagai tempat ibadah. Alasan lain yang lebih mendasar adalah adanya pewartaan Injil di daerah Bulu, agar semakin banyak orang mendengar dan dapat menerima Inji Yesus Kristus. Dengan catatan, pada saat itu Bp. Soemanto menjadi Kadus Bulu, Desa Jaten Kecamatan jaten. Untuk itu tempat ibadah di Bulu bisa menjadi alternative warga Jemaat yang akan beribadah dengan jarak lebih dekat, karena terdapat warga Jemaat yang cacat fisik di KCVRI. Sehingga kesempatan beribadah tidak terdapat halangan.
Oleh karena suatu hal, tempat ibadah di Bulu tidak bisa digunakan lagi, oleh karenanya ibadah perlu berpindah tempat. Ada yang berpendapat ibadah di Bulu atau di Induk sebelah Barat tidak diteruskan lagi, karena tidak terlalu jauh dari gereja Induk. Namun dengan pertimbangan pengembangan wilayah dan alternative beribadah sore, maka tempat ibadah di wilayah barat gereja Induk tetap diadakan.
Upaya mencari tempat pindah ibadah tidak terlalu rumit, ketika Bp. Dwi Joko Irianto mengijinkan salah satu tempat tinggalnya digunakan untuk ibadah. Maka sejak tahun 1998 tempat ibadah di Bulu berpindah di Josroyo. Tepatnya di jalan Imam Bonjol Perumahan Josroyo yang saat itu ditempati kelarga Bp. Wakidi. Oleh karena itu ibadah berada di lantai dua, sedang keluarga Bp. Wakidi menempati lantai satu. Ibadah diselenggarakan pada sore hari, pk. 16.30, dengan memberi kesempatan warga Gereja yang tidak bisa beribadah di pagi dan siang hari di Induk. Maka ibadah sore di Josroyo adalah salah satu alternatifnya.
Oleh karena kesadaran pribadi, tempat ibadah Josroyo dipersembahkan keluarga Bp. Dwi Joko Irianto ke Majelis GKJ Kismorejo. Majelis GKJ Kismorejo menindaklanjuti penyertifiktannya, sehingga tanah seluas 80 M2 dengan luas bangunan 150 M2 ( 2 lantai) status Hak Guna Bangunan No.2516 atas nama Sinode Gereja-gereja Kristen Jawa berkedudukan di Salatiga (menjadi milik GKJ Kismorejo).
Menyadari bangunan fisik yang sudah relative tua dan terlalu sempit untuk kegiatan jemaat, maka Jemaat menyepakati dilakukan pembangunan gedung gereja induk. Pembangunan dilakukan secata total, dengan merubuhkan bagunan lama, berikutnya membuat bangunaan baru yang lebih luas. Bangunan masih menggunakan tanah lama, yakni di Dusun Kismorejo, Jalan Raya Solo-Karanganyar, Km. 10,3 Jaten Karanganyar.
Bangunan tanah gereja seluas 373 M2, diisi bangunan seluas 300 M2. Dikerjakan sejak tahun 1994 sampai dengan tahun 1998. Selama bangunan gereja (lama) dirubuhkan, dan bangunan (gereja) baru sedang dikerjakan, ibadah dan kegiatan jemaat bertempat di rumah keluarga Soemanto MS di Jumok Jaten, sekitar 500 m arah timur dari gereja Induk. Setelah selesai pembangunannya, maka sejak tahun 1998 gedung gereja Induk digunakan, dan dapat menampung jemaat sebanyak 250 orang.
Sejak tahun 1997 Pepanthan Kebakkramat dan Pepantan Macanan dipersiapkan menjadi sebuah gereja dewasa. Dua pepeanthan tersebut selanjutna disebut sebagai wilayah utara GKJ Kismorejo. Sosialisasi pendewasaan disampaikan ke warga gereja wilayah utara, serta dimasukkan pada program kerja Majelis GKJ Kismorejo. Disamping sosialisasi atau penjemaatan, juga disampaikan pemahaman tentang Tata Gereja perihal proses pendewasaan dan tanggung jawab sebuah Gereja dewasa. Tanggung jawab itu meliputi hal Teologia, daya dan dana. Teologia berkaitan dengan dogma/ajaran gereja, daya berkaitan dengan tenaga kemajelisan dan pelayanan gerejawi, serta dana berkaitan dengan pembiyayaan organisme gereja.Pada akhirnya, pada hari Selasa Kliwon tanggal 1 Juli 2009, wilayah utara didewasakan oleh Majelis GKJ Kismorejo dengan nama GKJ Kebakkramat, dengan 2 wilayah pelayanan yaitu wilayah 1 di Kebakkramat dan wilayah 2 di Macanan.
Dengan dewasanya wilayah utara maka mulai saat itu wilayah pelayanan GKJ Kismorejo meliputi Induk Kismorejo yang terdiri dari 5 Kelompok, Pepanthan Papahan dan Pepanthan Tasikmadu, dimana saat ini masing-masing dalam upaya pertumbuhan baik dalam segi fisik maupun dalam segi jemaat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar