Tema: “Memandang
Tuhan Yesus = Melihat Kasih”
(Yoh 3:14-21)
Kasih yang diberikan Tuhan Allah kepada manusia adalah kebutuhan dasar
hidup manusia. Kasih yang menyelamatkan sampai ”terminal” akhir kehidupan
manusia, yaitu surga. Kasih yang bukan sekedar kebutuhan jasmani sandang,
pangan dan perumahan, tetapi juga kebutuhan rohani, yaitu ketenangan, damai
sejahtera dan kerukunan. Bukan sekedar untuk saat ini selama hidup di dunia
saja, tetapi untuk kekal selamanya dalam Kerajaan Surga.
Kasih Tuhan Allah
diwujudnyatakan melalui kedatangan Yesus Kristus. Ia mendapat amanat untuk
menyelamatkan dunia dan isinya (Yoh. 3:16). Manusia, hewan, tumbuhan dan
lingkungan hidup adalah sasaran penyelamatan Tuhan Yesus.
Dunia dan isinya
diupayakan terus-menerus hidup dalam kondisi selamat (kudus, rukun, sejahtera,
udara bersih, kecukupan pangan dan keamanan). Dijauhkan dari kondisi rusak
(berdosa, pertikaian, dendam, porak-poranda, korupsi, banjir). Penyelamatan
Allah berlangsung terus, tidak terbatasi waktu dan tempat. Dimana dan kapan
pun, kasih Allah dalam wujud penyelamatan terus berlangsung.
Dalam
bahasa Yunani, kasih: cariς (kharis)
bermakna pengampunan. Hadirnya pengampunan atau kemurahan hati kepada yang
berdosa dan salah, juga penyelamatan orang yang hilang (= berdosa dan jauh dari
Allah). Kharis memiliki dua dimensi transaksi, yaitu antara Allah-manusia dan
manusia-manusia. Allah memberi kasih
kepada manusia dalam wujud anugerah keselamatan dan damai sejahtera; serta
manusia memberi syukur kasih kepada Allah dalam wujud iman teguh dan perilaku benar. Sedang kasih antar manusia diwujudkan dalam sikap
saling peduli, saling mendoakan, hidup rukun satu dengan lainnya dll.
Dalam Efesus 2:8-9 ditegaskan
bahwa keselamatan manusia adalah kasih karunia Allah, dengan manusia menanggapi
dengan iman. Keselamatan bukan berasal dari usaha dan jerih payah manusia. Oleh
karenanya manusia tidak boleh bermegah diri atau sombong. Apa yang akan
disombongkan manusia? Tidak ada. Segala yang terjadi dalam hidup orang beriman,
diyakini berasal dari karunia Allah saja. Maka dua dimensi transaksi
Allah-manusia dan manusia-manusia wajib menjadi poa hidup orang beriman setiap
waktu. Mungkinkah hal bisa terjadi? Karena kasih karunia Allah (= pertolongan
Roh Kudus) saja, semua orang beriman mampu melakukannya.
Pertanyaan Renungan:
(1) Berdasarkan Yoh 3:19, apa hubungan tiga
hal antara Tuhan Yesus, kasih dan terang?
(2) Sebutkan faktor-faktor penghambat dan
pendukung terwujudnya kasih dalam dua dimensi transaksi Allah-manusia dan
manusia-manusia!
(3) Sebutkah wujud kasih Allah yang Saudara
lakukan (dalam keluarga / pekerjaan / gereja / masyarakat) dalam waktu
akhir-akhir ini!
=== V Tuhan Yesus Memberkati ===
Tidak ada komentar:
Posting Komentar