Diambil
dari Renungan Gereja Kristen Yesus Jemaat Green Ville
Bila kita jujur
mengamati hidup kita, mulai saat kita masih berupa janin sampai saat ini, dari
hal-hal besar sampai hal-hal kecil, terlihat betapa seringnya kita tidak mampu
melakukan sesuatu dan bergantung penuh kepada kebaikan orang lain atau
pertolongan dari luar diri kita.
Bila dalam hal sehari-hari saja kita
bergantung kepada “yang lain” (manusia, alam atau lingkungan hidup, dan
sebagainya), apalagi dalam hal keselamatan jiwa. Keselamatan jiwa jauh di luar
jangkauan kemampuan kita. Mungkinkah manusia berdosa layak berjumpa dengan
Allah yang Mahasuci? Mazmur 30 mengatakan bahwa, Tuhan menarik ke atas (30:2),
menyembuhkan (30:3), mengangkat dari dunia orang mati (30:4), kita dikasihi-Nya
(30:5), mengubah ratapan menjadi tarian dan membuka kain kabung (30:12) –
semuanya menggambarkan kepasifan dan ketidakberdayaan manusia, sekaligus
keaktifan dan anugerah Allah. Jelaslah bahwa semua itu karena anugerah-Nya.
Pada awal dan akhir mazmurnya, Daud memuji Allah dan tidak dapat berdiam diri
untuk tidak bersyukur (30:2, 13).
Kenyataan di atas mengajar kita untuk
selalu rendah hati di hadapan Allah. Jangan sombong. Kita harus ingat bahwa
sebagai makhluk ciptaan, semua kemampuan yang ada pada diri kita bukanlah
berasal dari diri kita sendiri, melainkan berasal dari Sang Pencipta. Sebagai
ciptaan, kita bergantung kepada anugerah Allah Sang Pencipta dalam segala hal,
baik dalam hal keselamatan jiwa maupun dalam perjalanan hidup kita sehari-hari.
Tempatkanlah diri kita dengan tepat sebagai manusia, dan tempatkanlah Diri Allah
dengan tepat sebagai Allah, sehingga kehidupan kita dari awal sampai pada
akhirnya menghasilkan syukur dan puji-pujian bagi kemuliaan Allah!
Sumber : hsh-liriklagu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar