KEKUATAN KASIH PERSAHABATAN
(Kis
10:44-48; Mzm 98:1-9; 1Yoh 5:1-6; Yoh 15:9-17)
Tuhan Yesus meletakkan
dirinya sebagai sahabat bagi umat. Sahabat sejati, yang peduli dalam kondisi
susah dan senang. Itu diwujudkan dengan Ia mau menyerahkan diri-Nya sampai
wafat dalam rangka menebus umat dari dosa-dosa mereka. Sudah lumrah sahabat
dekat di kala bahagia, tetapi tidak mesti mau berkorban untuk sahabatnya. Itu
sahabat yang tidak sejati atau sahabat pura-pura. Tuhan Yesus sahabat sejati
yang tidak mencari keuntungan pribadi, tetapi untuk keuntungan umat. Dibuktikan
adanya penebusan dosa umat oleh Tuhan Yesus, melalui karya penyelamatan dalam
kebangkitan dari wafat-Nya, menang atas kuasa maut (Yoh 15:13).
Sahabat dan kasih memiliki
kesejajaran makna. Sahabat (Yun, filoς
= philos) dan kasih (Yun, , filew = phileo) bersumber dari kata yang sama : filew = phileo atau fileoyang
berarti: saya mengasihi. Seorang sahabat (sejati) akan bertindak kasih
(=peduli) kepada sahabatnya. Ia siap membantu sahabat dalam kesedihan dan
kedukaan hal apapun, waktu kapanpun, di tempat manapun. Ia melakukan dengan
eklas dan sukacita, tanpa tekanan dan nggrundel. Tuhan Yesus sudah melakukannya
dalam bentuk menebus dosa umat dan memberkati, agar umat tetap teguh dalam iman,
persekutuan dan kemasyarakatan. Itu kasih dari Yesus Kristus, Sahabat Sejati.
Umat dipanggi untuk menjadi
sahabat (sejati) pula di hadapan Yesus Kristus. Syarat pertama: umat menjalankan perintah Yesus Kristus (Yoh 15:14). Ada
perintah beribadah, beribadahlah dg sukacita dan bersungguh-sungguh hati; ada
perintah rukun dan saling menghormati, hiduplah dengan rukun dengan saling
menghormat. Umat (=orang Kristen) tidak perlu melihat kesulitan dan susahnya.
Demi hormat kepada sahabat (=Yesus Kristus), orang Kristen sepantasnya menjadi
sahabat yang ceria, penuh syukur dan tidak mengeluh apapun juga dalam
menjalankan friman-Nya.
Syarat kedua: orang Kristen mampu mengalahkan dunia (1Yoh 5:4).
Iming-iming dunia, misal: korupsi, narkoba, perselingkuhan, mendua Tuhan wajib
dikalahkan oleh pengikut Kristus. Dengan sepenuh hati, orang Kristen ”jothakan”
dengan perilaku dunia yang menjerumuskan. Tidak perlu bersahabat dengan mereka,
karena mereka tidak patut menjadi sahabat anak-anak Allah yang hidup dalam
kebenaran dan kekudusan. Kalahkan iming-iming dunia dengan pola hidup jujur,
setia kepada pasangan, konsentrasi beriman kepada Yesus Kristus saja, serta
saling hormat kepada sesama umat. Itu kekuatan kasih persahabatan yang
dilestarikan orang percaya.
Pertanyaan
renungan
(1)
”Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih
kamu” (ay. 16). Apa isi firman tersebut dikaitkan dengan panggilan untuk saling
mengasihi?
(2)
Faktor apa yang menyebabkan umat pada umumnya sulit
melakukan sikap saling-mengasihi di antara sesama umat manusia?
(3)
Perilaku kasih (=peduli) apa yang bisa Saudara lakukan
kepada lingkungan Saudara dalam masa Kenaikan Tuhan Yesus dan Pentakosta 2015?
=== V Tuhan Yesus Memberkati ===
Tidak ada komentar:
Posting Komentar