PESAN NATAL BERSAMA
PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI)
KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI)
TAHUN
2013
"Datanglah,
ya Raja Damai"
(Bdk.
Yes. 9:5)
Saudara-saudari
terkasih, segenap umat Kristiani Indonesia,
1.
Kita kembali merayakan Natal, peringatan kelahiran Yesus Kristus Sang
Juruselamat di dunia. Perayaan kedatangan-Nya
selalu menghadirkan kehangatan dan pengharapan Natal
bagi segenap umat manusia, khususnya bagi umat Kristiani di
Indonesia. Dalam peringatan ini kita menghayati kembali peristiwa kelahiran
Yesus Kristus yang diwartakan oleh para Malaikat dengan gegap gempita kepada
para gembala di padang Efrata, komunitas sederhana dan terpinggirkan pada
jamannya (bdk. Luk. 2:8-12). Selayaknya, penyampaian kabar gembira itu tetap
menggema dalam kehidupan kita sampai saat ini, dalam keadaan apapun dan dalam
situasi bagaimanapun.
Tema
Natal bersama PGI dan KWI kali ini diilhami suatu ayat dalam Kitab Nabi Yesaya
9:5 "Sebab seorang anak telah lahir untuk
kita; seorang putera telah diberikan untuk kita;
lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya
disebutkan orang; Penasehat Ajaib, Allah yang
perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai".
Kekuatan pesan sang nabi tentang kedatangan Mesias dibuktikan
dari empat gelar yang dijabarkan dalam nubuat tersebut,
yaitu: 1). Mesias disebut "Penasihat
ajaib", karena Dia sendiri akan menjadi keajaiban adikodrati yang
membawakan hikmat sempurna dan karenanya, menyingkapkan rencana keselamatan
yang sempurna. 2). Dia digelari "Allah yang perkasa" karena
dalam DiriNya seluruh kepenuhan ke-Allah-an akan
berdiam secara jasmaniah (bdk. Kol. 2:9, bdk. Yoh. 1:1.14). 3). Disebut
"Bapa yang kekal" karena Mesias datang
bukan hanya memperkenalkan Bapa Sorgawi, tetapi
Ia sendiri akan bertindak terhadap umat-Nya secara
kekal bagaikan seorang Bapa yang penuh dengan belas kasihan, melindungi dan
memenuhi kebutuhan anak-anak-Nya (Bdk. Mzm. 103:3). Raja Damai, karena
pemerintahan-Nya akan membawa damai dengan bagi umat manusia melalui pembebasan
dari dosa dan kematian (bdk. Rm. 5:1; 8:2).
2.
Seiring dengan semangat dan tema Natal tahun ini,
kita menyadari bahwa Natal kali ini tetap
masih kita rayakan dalam suasana keprihatinan
untuk beberapa situasi dan kondisi bangsa
kita. Kita bersyukur bahwa Konstitusi Indonesia menjamin kebebasan beragama.
Namun, dalam praktek kehidupan berbangsa dan bernegara, kita masih
merasakan adanya tindakan-tindakan intoleran yang
mengancam kerukunan, dengan dihembuskannya isu
mayoritas dan minoritas di tengah-tengah masyarakat oleh
pihak-pihak yang memiliki kepentingan kekuasaan. Tindakan
intoleran ini secara sistematis hadir dalam
berbagai bentuknya. Selain itu, di depan
mata kita juga tampak perusakan alam
melalui cara-cara hidup keseharian yang tidak
mengindahkan kelestarian lingkungan seperti kurang peduli
terhadap sampah, polusi, dan lingkungan hijau, maupun dalam bentuk eksploitasi
besar-besaran terhadap alam melalui proyek-proyek
yang merusak lingkungan.
Hal
yang juga masih terus mencemaskan kita adalah kejahatan korupsi yang
semakin menggurita. Usaha pemberantasan sudah
dilakukan dengan tegas dan tak pandang bulu, tetapi tindakan korupsi yang
meliputi perputaran uang dalam jumlah yang sangat besar masih terus terjadi.
Hal lain yang juga memprihatinkan adalah lemahnya integritas para pemimpin
bangsa. Bahkan dapat dikatakan bahwa integritas moral para pemimpin bangsa ini
kian hari kian merosot. Disiplin, kinerja, komitmen dan
keberpihakan kepada kepentingan rakyat digerus
oleh kepentingan politik kekuasaan. Namun demikian, kita bersyukur karena
Tuhan masih menghadirkan beberapa figur
pemimpin yang patut dijadikan teladan. Kenyataan ini memberi
secercah kesegaran di tengah dahaga dan kecewa rakyat atas realitas
kepemimpinan yang ada di depan mata.
3.
Karena itu, Gema tema Natal 2013 "Datanglah, Ya raja Damai" menjadi
sangat relevan. Nubuat Nabi Yesaya sungguh memiliki kekuatan dalam ungkapannya.
Seruan ini mengungkapkan sebuah doa permohonan dan sekaligus harapan akan
datangnya sang pembawa damai dan penegak keadilan (bdk. "Penasihat
Ajaib").
Doa
ini dikumandangkan berangkat dari kesadaran bahwa dalam situasi apapun,
pada akhirnya "Allah yang perkasa, Bapa yang Kekal," Dialah
yang memiliki otoritas atas dunia
ciptaan-Nya. Dengan demikian, semangat Natal adalah semangat
merefleksikan kembali arti Kristus yang sudah lahir bagi kita, yang telah
menyatakan karya keadilan dan perdamaian dunia, dan
karenanya pada saat yang sama, umat
berkomitmen untuk mewujudkan kembali karya
itu, yaitu karya perdamaian di tengah konteks kita. Tema ini
sekaligus mengacu pada pengharapan akan kehidupan kekal melalui kedatangan-Nya
yang kedua kali sebagai Hakim yang Adil. Semangat tema ini sejalan dengan tekad
Gereja-gereja sedunia yang ingin menegakkan
keadilan, sebab kedamaian sejati tidak akan menjadi nyata tanpa penegakan
keadilan.
Karena
itu, dalam pesan Natal bersama kami tahun ini, kami hendak menggarisbawahi
semangat Kedatangan Kristus tersebut dengan sekali lagi mendorong Gereja-gereja
dan seluruh umat Kristiani di Indonesia untuk tidak jemu-jemu menjadi agen-agen
pembawa damai dimana pun berada dan berkarya. Hal itu dapat kita wujudkan
antara lain dengan:
- Terus mendukung upaya-upaya penegakkan keadilan, baik di lingkungan kita maupun dalam lingkup yang lebih luas. Hendaklah kita menjadi pribadi-pribadi yang adil dan bertanggung jawab, baik dalam lingkungan keluarga, pekerjaan, gereja, masyarakat dan dimana pun Allah mempercayakan diri kita berkarya. Penegakkan keadilan, niscaya diikuti oleh sikap hidup yang berintegritas, disiplin, jujur dan cinta damai.
- Terus memberi perhatian serius terhadap upaya-upaya pemeliharaan, pelestarian dan pemulihan lingkungan. Mulailah dari sikap diri yang peduli terhadap kebersihan dan keindahan alam di sekitar kita, penghematan pemakaian sumber daya yang tidak terbarukan, serta bersikap kritis terhadap berbagai bentuk kegiatan yang bertolak belakang dengan semangat pelestarian lingkungan. Dengan demikian kita juga berperan dalam memberikan keadilan dan perdamaian terhadap lingkungan serta generasi penerus kita.
- Semangat cinta damai dan hidup rukun menjadi dasar yang kokoh dan modal yang sangat penting untuk menghadapi agenda besar bangsa kita, yaitu Pemilu legislatif maupun Pemilu Presiden-Wakil Presiden tahun 2014 yang akan datang.
Saudara-saudara
terkasih, Marilah kita menyambut kedatangan-Nya sambil terus mendaraskan
doa Santo Fransiskus dari Asisi ini:
Tuhan,
Jadikanlah
aku pembawa damai,
Bila
terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih
Bila
terjadi penghinaan jadikanlah aku pembawa pengampunan
Bila
terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan Bila terjadi
kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian Bila terjadi kesesatan,
jadikanlah aku pembawa kebenaran
Bila
terjadi kesedihan, jadikanlah aku sumber kegembiraan,
Bila
terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang,
Tuhan
semoga aku lebih ingin menghibur daripada dihibur, Memahami dari pada dipahami,
mencintai dari pada dicintai, Sebab dengan memberi aku menerima
Dengan
mengampuni aku diampuni Dengan mati suci aku bangkit lagi, untuk hidup
selama-lamanya.
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar